Pendahuluan
Apa Itu Shibori?
Shibori adalah teknik pewarnaan resist (menahan warna) asal Jepang. Prinsipnya
sederhana: kain dilipat, diikat, dijahit, atau dijepit, lalu dicelup ke larutan
pewarna. Bagian kain yang tertahan ikatan tidak terkena warna sehingga
menciptakan pola kontras. Di Indonesia, istilah batik shibori populer karena
hasil visualnya mendekati batik—kaya motif dan penuh karakter—meski tekniknya
berbeda dari batik tulis/cap yang menggunakan malam. Jadi, “batik shibori”
adalah istilah akrab untuk menyebut karya kain shibori bernuansa batik yang
siap dipakai sebagai fashion.
Mengapa Batik Shibori Menarik?
- Unik: Pola tidak pernah 100% sama. Setiap kain adalah edisi spesial.
- Fleksibel: Cocok untuk berbagai bahan katun, rayon, linen, hingga sutra.
- Ramah pemula: Alat sederhana, proses menyenangkan, hasil memuaskan.
- Trendi: Gaya artsy yang mudah dipadupadankan ke berbagai busana.
Peralatan and Bahan yang Dibutuhkan
- Kain: Katun primisima/Paris, rayon, linen, atau sutra (serat alam menyerap warna lebih baik).
- Pewarna: Indigo, naphtol, atau reaktif (sesuaikan kebutuhan and panduan merk).
- Pengikat: Karet gelang, tali, benang kuat, penjepit kayu (clothespin), atau papan untuk itajime.
- Perlengkapan: Ember, baskom, sendok pengaduk, sarung tangan, masker, plastik pelindung meja.
- Fiksatif (pengunci warna): Sesuai jenis pewarna (misal soda ash/garam khusus).
- Air bersih and sabun lembut untuk pencucian akhir.
Cara Membuat Batik Shibori
(Langkah Demi Langkah)
1. Persiapan Kain: Cuci
kain dengan baik, dan biarkan agak lembap agar lebih mudah untuk dilipat atau diikat.
2. Bentuk
Lipatan/Ikatan: Pilih metode yang diinginkan (lihat bagian “Motif” di
bawah), kemudian kencangkan ikatan tersebut. Semakin
rapat ikatannya, semakin jelas perbedaan warnanya.
3. Siapkan Larutan
Pewarna: Ikuti petunjuk takaran dari merek pewarna yang
digunakan. Aduk hingga tercampur rata. Kenakan sarung
tangan dan masker demi keselamatan.
4. Proses Pencelupan: Celupkan
kain dengan perlahan. Peras dengan lembut supaya pewarna dapat meresap dengan
baik di bagian yang tidak terikat.
5. Oksidasi/Perendaman
Ulang (Jika Perlu): Beberapa jenis pewarna—seperti indigo—memerlukan
sirkulasi udara (oksidasi) dan pencelupan berulang untuk mendapatkan warna yang lebih
pekat.
6. Bilas dan Fiksasi:
Bilas kain di bawah air mengalir hingga sisa pewarna nampak
menghilang, lalu rendam dalam larutan fiksatif sesuai petunjuk yang
tertera.
7. Pengeringan dan Finishing:
Jemur di area yang teduh dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Setelah kain kering,
setrika dengan suhu sesuai jenis materialnya. Lepaskan ikatan pada tahap
bilas (beberapa perajin lebih memilih membuka saat kain
masih setengah kering—silakan mencoba).
C
Catatan
keamanan: Bacalah informasi di label pewarna, gunakan alat pelindung,
dan buang limbah cair dengan cara yang bertanggung jawab.
Motif Batik Shibori yang Dikenal
· Itajime
(Jepit-Papan):
Kain dilipat dalam
bentuk persegi atau segitiga, kemudian dijepit dengan dua papan atau akrilik.
Hasilnya berupa pola geometris yang berulang—sesuai untuk penampilan modern
yang minimalis.
· Arashi (Storm/Di
Tiang):
Kain digulung secara
diagonal pada pipa atau tongkat dan diikat dengan kencang sebelum dicelup. Pola
garis miring yang berombak terlihat dinamis—ideal untuk atasan.
· Kumo (Laba-Laba):
Pola pada kain
dibuat dengan mencubit dan mengikat titik-titik kain berlapis hingga menyerupai
lingkaran konsentris yang mirip jaring. Cocok untuk dress santai.
· Kanoko (Ikat Titik):
Hampir mirip dengan
teknik “tie-dye” tradisional: sebagian kecil dari kain diikat secara acak.
Menghasilkan titik-titik yang terlihat organik dan menyenangkan.
· Nui (Jahit-Tahan):
Bagian tertentu dari
kain dijahit dengan jahitan jelujur lalu ditarik agar mengerut sebelum proses
pencelupan. Pola yang dihasilkan terlihat lebih teratur (semi-figuratif).
· Tesuji
(Lipat-Garis):
Kain dilipat memanjang menyerupai kipas dan diikat pada interval tertentu. Memproduksi garis sejajar yang terlihat bersih dan tertata.
Eksplorasi warna
tidak harus terbatas pada biru indigo. Coba variasi gradasi: navy dengan biru
muda, cokelat dengan cream, atau magenta dengan ungu untuk mendapatkan kesan
yang lebih modern.
![]() |
Motif batik shibori |
Baju Batik Shibori: Inspirasi Gaya dan Desain
1. Kemeja Kerja
Pilihlah pola tesuji
atau itajime dengan warna yang profesional seperti biru tua, abu-abu, atau
coklat agar tetap terkesan formal. Gunakan bahan katun agar tampilannya tetap
rapi.
2. Blouse/Outer Kimono
Polanya yang bernama
arashi menciptakan efek vertikal yang membuat bentuk tubuh terlihat lebih
tinggi. Sangat cocok jika dipadukan dengan bagian dalam yang polos.
3. Gaun Santai
Motif kumo atau
kanoko memberikan kesan ceria. Pilihlah rayon untuk menjaga kenyamanan
sehari-hari di cuaca tropis.
4. Setelan Dua Bagian
Gabungkan atasan
shibori dengan rok atau culotte yang polos, atau sebaliknya, untuk menciptakan
tampilan yang seimbang.
5. Detail Aksen
Jika kurang percaya
diri dengan motif penuh, gunakan shibori dalam bentuk panel, kerah, manset,
atau saku tetap tampil berbeda tanpa berlebihan.
Penutup Tips teknik untuk para pengrajin busana:
· Perhatikan
pengulangan motif agar sambungan kain terlihat rapi.
· Ukuran motif: besar
untuk gaun longgar; lebih kecil untuk kemeja yang pas.
· Lakukan pencucian
pra-susut sebelum memotong pola agar ukuran akhir tepat.
Perawatan Kain dan Pakaian Batik Shibori
· Cuci secara terpisah
pada beberapa kali pencucian awal.
· Gunakan detergen
lembut dan hindari produk pemutih.
· Balik pakaian saat
mencuci dan menyetrika untuk melindungi warna.
· Jemur di tempat yang
tidak terkena sinar matahari langsung agar tidak cepat pudar.
Kesalahan Umum dan Cara Mengatasinya
· Perubahan warna yang
tidak diinginkan: Aduk larutan dengan baik dan celupkan kain secara merata;
hindari pembentukan gelembung udara.
· Kontras warna yang
rendah: Perkuat ikatan, tingkatkan durasi pencelupan, atau gunakan pewarna yang
lebih pekat.
· Noda dari percikan:
Pastikan area kerja terlindungi dan segera bilas bagian yang terkena noda.
· Warna cepat memudar:
Pastikan proses fiksasi dilakukan dengan baik dan ikuti petunjuk dari produsen
pewarna.
Perawatan Kain dan Pakaian Batik Shibori
· Cuci secara terpisah
pada beberapa kali pencucian awal.
· Gunakan detergen
lembut dan hindari produk pemutih.
· Balik pakaian saat
mencuci dan menyetrika untuk melindungi warna.
· Jemur di tempat yang
tidak terkena sinar matahari langsung agar tidak cepat pudar.
Kesalahan Umum dan Cara Mengatasinya
· Perubahan warna yang
tidak diinginkan: Aduk larutan dengan baik dan celupkan kain secara merata;
hindari pembentukan gelembung udara.
· Kontras warna yang
rendah: Perkuat ikatan, tingkatkan durasi pencelupan, atau gunakan pewarna yang
lebih pekat.
· Noda dari percikan:
Pastikan area kerja terlindungi dan segera bilas bagian yang terkena noda.
· Warna cepat memudar:
Pastikan proses fiksasi dilakukan dengan baik dan ikuti petunjuk dari produsen
pewarna.
Batik shibori
menggabungkan kesederhanaan teknik dengan hasil yang menakjubkan. Dengan
memahami konsep shibori, mengikuti prosedur yang benar untuk membuat batik
shibori, mengeksplorasi motif yang populer, dan menerapkannya pada pakaian
batik shibori yang sesuai dengan gaya Anda, Anda dapat menciptakan karya yang
tidak hanya indah tetapi juga otentik serta bernilai gunakan. Selamat
mencoba—dan ingat, keunikan adalah daya tarik utama shibori. Selamat berkarya!